https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/issue/feedJURIHUM : Jurnal Inovasi dan Humaniora 2024-11-19T08:29:28+00:00E. Hadi Sasmitaojs.jurnalmahasiswa@gmail.comOpen Journal Systems<p>JURIHUM : Jurnal Inovasi dan Humaniora dengan <strong>ISSN 3025-7409 (Media Online)</strong> merupakan jurnal penelitian dengan scope semua bidang ilmu atau multidisiplin ilmu, cocok untuk tugas, mini project, skripsi untuk mahasiswa</p>https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1566Studi Komparatif Penerapan Hukuman Mati dalam KUHP Lama dan Baru di Indonesia: Tinjauan Kritis dari Perspektif Keadilan Restoratif2024-10-03T11:53:52+00:00Maria. E. L. W. Wessoellchanell92@gmail.comJefryy. A. Ch. Likadjaellchanell92@gmail.comKarolus. K. Medanellchanell92@gmail.com<p>Pidana Mati dalam KUHP Lama dan Pidana Mati dalam KUHP Baru dari Teori Keadilan dan Teori Kegunaan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perbandingan pidana mati dalam KUHP lama dan baru ditinjau dari teori keadilan dan teori kegunaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai aturan hukum formal seperti Undang-undang dan kepustakaan teoritis yang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan perUndang-undangan, pendekatan konseptual, pendekatan perbandingan, pendekatan historis dan pendekatan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan pidana mati dalam KUHP lama dan baru berdasarkan teori keadilan yaitu pidana mati mutlak dalam KUHP lama lebih menekankan pada retributif atau pembalasan dan lebih memberikan keadilan bagi korban dan keluarga korban jika dibandingkan dengan pidana mati bersyarat dalam KUHP baru yang lebih bertumpu pada hak-hak korban. Hukum Pidana yang baru berlandaskan pada hak asasi manusia pelaku dan menekankan pada rehabilitasi atau pemulihan pelaku perbandingan pidana mati dalam Hukum Pidana lama dan baru ditinjau dari teori kegunaan ialah pidana mati secara mutlak lebih memberikan manfaat secara umum dan secara khusus yaitu agar pelaku menyadari kesalahannya dan memperbaiki diri serta memberikan efek jera dan upaya agar masyarakat tidak takut melakukan tindak pidana. Sedangkan pidana mati bersyarat hanya memberikan manfaat secara khusus (pencegahan khusus) kepada pelaku agar menyesali diri dan memperbaiki diri di Lembaga Pemasyarakatan dan pencegahan secara umum agar tidak terjadi lagi tindak pidana yang sama di masyarakat menjadi efektif dan efisien serta memberikan peluang timbulnya masalah baru di Lembaga Pemasyarakatan.</p>2023-10-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Maria. E. L. W. Wesso, Jefryy. A. Ch. Likadja, Karolus. K. Medanhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1568MODUS OPERANDI, UPAYA PENANGGULANGAN SERTA HAMBATAN TINDAK PIDANA CARDING DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR2024-10-03T12:08:11+00:00Ni Ketut S. A Pratiwipertiwiniketut66@gmail.comRudepel P. Leopertiwiniketut66@gmail.comSimplexius Asapertiwiniketut66@gmail.com<p>Carding adalah kejahatan dengan menggunakan data kartu kredit, yang dimana perbuatan terdebut dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu transaksi konvensional atau offline dan transaksi maya atau online. Carding saat ini sangat meresahkan banyak anggota masyarakat terkhususnya daerah Nusa Tenggara Timur karena modus Operandi yang digunakan serta pelaku yang tanpa batas teritorial sehingga dibutuhkanya kerja sama yang baik antara penegak hukum dan pihak-pihak yang terkait dalam memberantas kejahatan ini sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 jo. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Modus operandi tindak pidana carding adalah pelaku menggunakan cara rekayasa sosial yang dimana nomor telepon yang digunakan pelaku bersifat sekali pakai dengan mengatasnamakan bank yang di gunakan korban untuk melakukan penipuan terhadap korban dengan berbagai penawaran yang menggiurkan seperti menawarkan untuk membantu korban untuk mengaktifkan kartu kredit dan untuk mendapatkan poromo kenaikan limit diskon ecomers dan diskon lainnya, (2) Upaya penanggulangan dalam tindak pidana carding yaitu menggunakan sarana Non Penal yang bersifat preventif dilakukan oleh kepolisian dalam bentuk penyuluhan hukum, pemasangan spanduk,patroli,kerja sama dengan instansi terkait. Upaya penanggulangan sarana penal yang bersifat represif dilakukan dengan cara mediasi dengan pihak bank yang menggeluarkan kartu kredit, kemudian dilanjutkan dengan proses lidik dan sidik oleh kepolisian. (3) Faktor penghambat dalam mengatasi kejahatan carding adalah Faktor Hukumnya Sendiri (Undang-Undang), Faktor Penegakan Hukum, Faktor Sarana dan Fasilitas Pendukung. Faktor Masyarakat dan Faktor Kebudayaan.</p>2024-10-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1569PENGAWASAN TERHADAP KESEPAKATAN RESTORATIVE JUSTICE DALAM TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KEJAKSAAN NEGERI KOTA KUPANG2024-10-04T03:28:53+00:00Diana Angelina Wahyunidianaangelina@gmail.comRudepel P. Leodianaangelina@gmail.comOrpa G. Manuaindianaangelina@gmail.com<p>Tindak pidana KDRT merupakan salah satu jenis tindak pidana yang penyelesaiannya dapat melalui pendekatan restorative justice. Pelaksanaan restorative justice adalah pendekatan penyelesaian tindak pidana yang berfokus pada pemulihan keadaan antara pelaku dengan korban. Kejaksaan Negeri Kota Kupang merupakan salah satu lembaga penegak hukum yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan restorative justive di bidang penuntutan termasuk juga terkait tindak pidana KDRT. Namun dalam kenyataannya terdapat kasus yang belum bisa mewujudkan pemulihan keadaan karena meskipun sudah diselesaikan melalui restorative justice tapi pelaku tetap mengulangi Tindakan KDRT terhadap korban. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji apakah ada pengawasan yang dilakukan setelah tercapainya kesepakatan restorative justice di wilayah hukum Kejaksaan Negeri Kota Kupang.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Implementasi Restoratif Justice dalam pemulihan korban Tindak Pidana KDRT di Kejaksaan Negeri Kota Kupang, dan untuk mengetahui pengawasan terhadap kesepakatan restorative justice dalam Tindak Pidana KDRT di Kejaksaan Negeri Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan empiris. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kejaksaan Negeri Kota Kupang telah melaksanakan langkah-langkah implementasi RJ dalam penanganan kasus KDRT. Pendekatan ini melibatkan mediasi awal antara korban dan pelaku, perencanaan kesepakatan bersama untuk pemulihan. Meskipun kesepakatan RJ telah dibuat antara korban dan pelaku, dalam beberapa kasus terjadi ketidakpatuhan dari pelaku terhadap kesepakatan tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun RJ menawarkan solusi alternatif untuk penyelesaian kasus KDRT, namun pengawasan terhadap pelaksanaannya belum sepenuhnya berhasil. Berdasarkan hasil penelitian diketahui juga bahwa Kejaksaan merupakan bagian dari instansi pemerintah yang menjalankan fungsi penegakan hukum, oleh karena itu harusnya kejaksaan juga berwenang menetapkan pihak yang bertugas untuk melakukan pengawasan berdasarkan pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2006. Namun pengawasan terhadap pelaksanaan restorative justice oleh Kejaksaan Negeri Kota Kupang dinilai tidak efektif. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan aturan yang lebih spesifik mengenai pengawasan RJ oleh Kejaksaan, keterbatasan SDM dan anggaran, kurangnya koordinasi dengan pihak, dan melonjaknya jumlah kasus yang ditangani sehingga RJ tidak menjadi fokus utama dalam pengawasan.</p>2024-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1570Role of AI in Predicting and Mitigating Threats: A Comprehensive Review2024-10-04T11:02:43+00:00Aftab ArifAftaba.student@wust.eduAli Khanhunjra512@gmail.comMuhammad Ismaeel KhanIskhan.student@wust.edu<p>The field of danger prediction and mitigation is changing due to artificial intelligence (AI) in a number of areas, including national security, cybersecurity, public health, and finance. This paper examines how artificial intelligence (AI) might improve threat detection, response, and prevention. It emphasizes AI's capacity to scan large datasets and spot patterns that speed up decision-making. Anomaly detection in cybersecurity, disease outbreak and natural disaster prediction using predictive modeling, and financial system fraud detection are some of the key uses. The application of AI technologies, however, brings up important ethical issues, such as algorithmic bias, data privacy, responsibility, and the requirement for openness. In order to responsibly manage AI implementation, the essay highlights the significance of ethical AI practices and the creation of strong regulatory frameworks. Future trends point to a move toward more sophisticated machine learning methods, the incorporation of AI with cutting-edge platforms like block chain and the Internet of Things (IoT), and an emphasis on human-AI cooperation. The article's conclusion is that, despite AI's enormous potential to improve security and resilience, responsible use of this disruptive technology will need proactive interaction with a variety of stakeholders and ethical considerations. Society can successfully handle the complexities of AI and make sure it works as a positive force to counteract emerging risks by encouraging a collaborative approach.</p>2024-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Aftab Arif, Ali Khan, Muhammad Ismaeel Khanhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1571Leveraging AI in Healthcare: Innovations in Fraud Detection and Novel Approaches to Cancer Medicine2024-10-04T11:54:48+00:00Muhammad Umer Qayyumqayyum.student@wust.eduMuhammad Fahadfahad.student@wust.eduMuhammad IbrarMibrar@live.nmhu.eduAli Husnainahusnain@csu.edu<p>Artificial intelligence (AI) has revolutionized fraud detection and cancer treatment by providing cutting-edge technologies that improve patient outcomes, efficiency, and accuracy. Healthcare systems can protect themselves from financial losses and ensure the seamless processing of valid claims by implementing individualized prevention methods and real-time analysis through the use of AI-driven fraud detection systems, which are getting more and more complex. AI is pushing the limits of early detection, precision medicine, and drug development in the field of cancer medicine, enabling more individualized and efficient treatments. But the use of AI in these domains also presents significant moral and legal issues, such as worries about prejudice, responsibility, openness, and patient privacy. To address these issues and guarantee that AI is applied responsibly and that its advantages are shared fairly, strong legal frameworks, international cooperation, and well-defined ethical standards must be established. It is anticipated that as AI develops, its application in healthcare will grow, spurring additional innovation and requiring a delicate balancing act between ethical concerns and technical advancements. In the end, AI has the potential to improve healthcare delivery in ways that are more effective, efficient, and egalitarian, but this will rely on how these formidable technologies are developed and used responsibly.</p>2024-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhammad Umer Qayyum, Muhammad Fahad, Muhammad Ibrar, Ali Husnainhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1575PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG (STUDI KASUS PERMASALAHAN SANITASI LINGKUNGAN)2024-10-19T01:29:11+00:00Leonita AudinaLeonitaaudina@gmail.com<p>Indonesia menjadi negara yang kerap mengalami kerusakan maupun tercemarnya lingkungan. Salah satunya ialah masalah terkait sanitasi yang menjadi isu krusial di Kota Bandung. Sehingga, dalam mengatasi masalah ini, penegakan hukum yang adil wajib diterapkan, lantaran adanya hukum yang ditegakkan bisa menjadi pedoman guna menyelesaikan berbagai masalah lingkungan hidup, yang mengacu pada UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni menjalankan analisis hukum lingkungan hidup serta bentuk dari penegakan hukum terhadap masalah sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yang mana hasil dari penelitian ini bisa dinyatakan bahwasannya penerapan hukum terkait lingkungan hidup terbilang lemah, artinya aturan tersebut belum diterapkan secara meyeluruh serta lemah dalam menyelesaikan berbagai masalah lingkungan hidup yang ada, terlebih masalah terkait sanitasi di Kota Bandung. Alasan hukum lingkungan belum terlaksana secara optimal yakni kurangnya ketegasan penegak hukum dalam mengaplikasikannya. Oleh karenanya, hukum lingkungan wajib ditegakkan secara tegas dan menyeluruh serta perlu adanya upaya peningkatan dalam menegakkan hukum agar kelestarian lingkungan dapat terwujud.</p>2024-10-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1577PENGATURAN TUNJANGAN PERUMAHAN DAN TUNJANGAN TRANSPORTASI BAGI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA KUPANG2024-10-24T06:35:32+00:00Yohanes Baptista Neonbeniyohanes.neonbeni@gmail.comYohanes G. Tuba Helanyohanestubahelan@gmail.comKotan Y. Stefanuskotanys@gmail.com<p>Tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi bagi anggota DPRD Kota Kupang merupakan hak keuangan yang dapat diberikan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan terkait dan memperhatikan kemampuan keuangan daerah. Terbitnya Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 39 Tahun 2022 tentang Besaran Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Transportasi bagi Anggota DPRD Kota Kupang menjadi polemik dimana penambahan besaran tunjangan bagi anggota DPRD Kota Kupang harus memperhatikan peraturan yang lebih tinggi dan mengacu pada asas kepatutan, kewajaran, kewajaran dan harga setempat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1). Apakah Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 39 Tahun 2022 tentang Besaran Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Transportasi bagi Anggota DPRD Kota Kupang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi? (2). Apa akibat hukum dari Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 39 Tahun 2022 bagi Anggota DPRD Kota Kupang? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual yang terkait dengan materi yang dikaji dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menemukan bahwa (1). Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 39 Tahun 2022 tentang Besaran Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Transportasi bagi Anggota DPRD Kota Kupang tidak sinkron dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Hak Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Operasional, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022. (2). Akibat dari Peraturan Wali Kota Nomor 39 Tahun 2022 adalah: a.) Anggota DPRD Kota Kupang mengembalikan selisih pembayaran tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi yang telah diterim dengan cara mengangsur atau membayar sekaligus. b.) Wali Kota Kupang sebagai pembuat Peraturan Wali Kota Nomor 39 Tahun 2022 dikenakan sanksi sebagai bentuk pertanggungjawaban jabatan dan pertanggungjawaban pribadi. Sanksi administratif dan sanksi pidana sebagai upaya penegakan hukum dan teguran untuk meningkatkan kinerja, kedisiplinan dan integritas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabsebagai kepala daerah.</p>2024-10-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1578PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (STUDI KASUS SEKOLAH DASAR SWASTA AL-IMAN BINTARO) 2024-10-24T13:55:45+00:00Nor Naimahn.naimah0331@gmail.com<p>Latar belakang penulis melakukan penelitian ini adalah ketika mayoritas sekolah di kawasan Bintaro merupakan sekolah unggulan dengan biaya yang besar namun SDS Al-Iman Bintaro justru memberikan pendidikan secara gratis kepada keluarga pra-sejahtera. Kepala Sekolah SDS Al-Iman Bintaro memiliki program unggulan, sehingga nilai siswa menjadi meningkat dan sekolah meraih akreditasi B. Karena itu penulis ingin mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SDS Al-Iman Bintaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SDS Al-Iman Bintaro. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif. Hal ini dikarenakan penulis menyajikan atau mendeskripsikan gambaran SDS Al-Iman Bintaro dengan menggunakan data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin sudah menjalankan perannya sesuai aturan pemerintah. Dengan karakter yang hamble, humoris namun tetap disiplin, dan memiliki kepribadian yang bersifat terbuka dan selalu mengkomunikasikan dan memusyawarahkan apabila terdapat masalah atau suatu hal yang harus diputuskan. Meskipun dari segi sarana prasarana masih belum stabil, namun pada kepemimpinan kepala sekolah sekarang SDS Al-Iman Bintaro banyak mengalami peningkatan dibanding kepemimpinan sebelumnya. Mulai dari nilai raport hingga terakreditasinya sekolah.</p>2024-10-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1585TRANSFORMING FRAUD DETECTION, HEALTHCARE, AND PETROLEUM: UNCOVERING CHATGPT'S REVOLUTIONARY POTENTIAL IN A VARIETY OF INDUSTRIES2024-10-31T16:16:58+00:00George EdisonGeogeedison2nice@gmail.com<p>The integration of Artificial Intelligence (AI) across various industries, including healthcare, petroleum, and fraud detection, is revolutionizing operational efficiencies, enhancing decision-making processes, and improving overall quality of life. This review explores the transformative applications of AI technologies, highlighting their potential to streamline operations, personalize patient care, and bolster security measures against fraud. AI's ability to analyze vast datasets in real time empowers organizations to respond swiftly to challenges and optimize resource management. However, the adoption of AI is accompanied by significant challenges, including ethical considerations related to data privacy, algorithmic bias, and potential job displacement due to automation. Addressing these challenges is essential for ensuring responsible AI development and maintaining public trust. Furthermore, as AI technologies continue to evolve, collaboration among stakeholders—businesses, researchers, policymakers, and civil society—will be crucial for sharing insights, establishing best practices, and promoting ethical usage. Looking toward the future, AI presents unprecedented opportunities for innovation and growth. The convergence of AI with other emerging technologies, such as blockchain and the Internet of Things (IoT), promises to enhance its capabilities and applications. By embracing AI as a catalyst for sustainable development, industries can enhance efficiency while reducing environmental impact. Ultimately, the journey toward a sustainable future with AI requires a commitment to ethical principles, continuous workforce development, and a collaborative approach that prioritizes the well-being of all members of society. The transformative potential of AI is immense, offering pathways to a more efficient, secure, and equitable world.</p>2024-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 George Edisonhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1588A VERBAL AND NON-VERBAL SIGNS FOUND IN DESCENDANTS MOVIE POSTER2024-11-01T03:56:33+00:00Ni Wayan Sinta Laras Hatiwayansiinta@gmail.comI Made Yogi Marantikayogimarantika@unmas.ac.id<p><em>The objective of this study is to determine and analyse the verbal and non-verbal signs within the movie poster of "Descendants." The aim is to extract verbal and non-verbal signs and the use of these indicators in conveying the movie's thematic content. The study employs a movie poster from "Descendants" obtained from Pinterest as its primary data source. The study employs a descriptive qualitative approach, applying the theory of semiotics proposed by Saussure in Chandler (2007), the second theory to analyze the meaning of verbal and non-verbal signs proposed by Barthes (1977). Additionally, Cerrato's theory of color meaning (2012) is employed to supplement this analysis. Data collection process involved several sequential steps, including the selection and retrieval of the movie poster from Pinterest, followed by thorough examination and documentation. The result indicate the presence of a total of 10 signs, with 5 verbal and 5 non-verbal signs. The meanings associated with these signs are discerned through an explored of the accompanied textual and visual elements present on the poster. Notably, both verbal and non-verbal signs predominantly encompass connotative meanings. The utilization of actor portraits as part of the non-verbal signs across the movie posters to attract public attention by capitalized on the visual represented of the film's cast.</em></p>2024-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ni Wayan Sinta Laras Hati, I Made Yogi Marantikahttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1587HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SPIKE DALAM BOLA VOLI EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 1 KANDANGHAUR 2024-11-11T05:18:35+00:00Yupita Sariyupitasari2811@gmail.comFauzan Effendyfauzaneffendy@gmail.comSeni Oktrianisenioktriani@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan power otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan spike dalam bola voli ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Kandanghaur. Dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi dan untuk teknik pengumpulan data menggunakan tes prestasi atau achivemen test serta instrumen yang digunakan adalah instrumen tes diantaranya 1) tes power otot lengan 2) tes otot tungkai 3) tes spike. Pengujian dalam hipotesis ini menggunakan uji korelasi pearson product moment. Populasi penelitian menggunakan siswa SMP Negeri 1 Kandanghaur sebanyak 40 siswa dan Sampel 11 siswa, menggunakan sampel Purposif Sampling. Hasil Hipotesis dalam uji korelasi pearson product moment Menjelaskan power otot lengan terhadap spike nilai koefisien korelasi sebesar 0,550 sama dengan 55,0% yang artinya “sedang”. Sedangkan otot tungkai terhadap spike nilai koefisien korelasi sebesar 0,465 sama dengan 46,5% yang artinya “sedang”. Lebih lanjut power otot lengan dan otot tungkai terhadap spike nilai koefisien korelasi sebesar 0,600 sama dengan 60,0% yang artinya “kuat”. Dengan hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) terdapat hubungan power otot lengan dengan kemampuan spike. 2) terdapat hubungan otot tungkai terhadap kemampuan spike. 3) terdapat hubungan power otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan spike dalam bola voli ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Kandanghaur.</p>2024-11-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Yupita Sari, Fauzan Effendy, Seni Oktrianihttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1720AI-POWERED HEART FAILURE PREDICTION AND MONITORING TOOLS2024-11-14T07:09:47+00:00Roman Khanromankhan@lewisu.eduArbaz Haider Khanarbazhaiderkhan15@gmail.comHira Zainabhira.zainab72@gmail.comHafiz Khawar Hussainhhussa14@depaul.edu<p>Recently, a chronic and severe form of cardiovascular diseases – heart failure (HF) – became preventable with the aid of artificial intelligence (AI). In this article, we explore the multiple ways in which AI is employed to enhance the care of patients with heart failure: remote real-time supervision systems, individualized interventions, risk assessment models. AI’s ability to review massive amounts of data from Wearables, electronic health, and record checking tools may aid heart failure early detection, risk elevation, and preventive treatments. This enhances the patients’ quality of life, and also reduces the client’s expenditure on healthcare. Several challenges remain relating to: AI availability and data quality; algorithm explain ability; legal and regulatory aspects; and patient engagement, even if there are positive preliminary signs for the broad development of AI-based solutions in the health field. Even bigger promises for the improvement of precision and individualized heart failure therapy are seen in future developments of AI through application of big data, genomics, and remote touchscreen monitors. The work on the improvement of the explainable AI models and expanded international cooperation will also help solve these problems and enhance the efficiency as well as equity of heart failure treatment. With rapid advancements in Artificial Intelligence, it is expected that the care of patients with heart failure will be transformed, both in terms of time, efficiency, and individual patient needs.</p>2024-11-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Roman Khan, Arbaz Haider Khan, Hira Zainab, Hafiz Khawar Hussainhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1802VERBAL AND VISUAL SIGNS FOUND IN Y.O.U COSMETIC ADVERTISEMENTS2024-11-16T10:58:04+00:00Putu Ayu Vinka Maharanimaharanivinka563@gmail.comI Wayan Juniarthajjuniartha@unmas.ac.id<p> The aim of this study is to find out verbal and non-verbal sign in Y.O.U Cosmetic advertisements. While these Y.O.U Cosmetics Advertisements aim to sell us products, they also communicate powerful messages through the clever use of semiotics, the study of signs and symbols. Verbal and non-verbal signs, especially in advertisements, are very important, which function as intermediaries for the intent and purpose of the advertisement. The method that was applied in this research is descriptive qualitative method. The result of this shows 30 denotative meanings and 21 connotative meanings for verbal and nonverbal signs</p>2024-11-10T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1803Redefining Healthcare and Workforce Engagement: A Comprehensive Examination of AI, Skill Development, and Incentives in Banking, Healthcare, and Fraud Prevention in the Petroleum Industry2024-11-16T12:34:44+00:00Alexandra HarryAlaxendraharry37@gmail.comAli Khans.h.aspire.project@gmail.com<p>This thorough investigation explores how cutting-edge technologies like artificial intelligence (AI) and cloud computing are revolutionizing a number of industries, with particular attention to supply chain risk management, employee performance, cloud security, healthcare innovations, and database optimization. Emphasizing the link between ongoing learning and better organizational outcomes, the need of training and development is emphasized, especially in improving employee performance within the banking industry in Noakhali. Block chain technology and AI's involvement in predictive analytics in healthcare provide patient-centered care and safe data management while posing crucial privacy and ethical questions. Cloud Security Posture Management (CSPM), which emphasizes automated risk detection and ongoing monitoring to protect sensitive data, becomes a crucial approach for businesses using cloud environments. AI-driven query optimization in relational databases is also discussed, demonstrating how this technology may automate processes and improve performance and resource efficiency. Additionally, supply chain management predictive analytics driven by AI gives businesses the insight they need to anticipate possible disruptions, enhancing stakeholder collaboration and resilience. The combination of these observations emphasizes how important it is for businesses to embrace strategic approaches to technology integration in order to improve operational effectiveness and promote long-term success. Businesses can position themselves for success in a competitive context by utilizing these innovations to build a framework that is safe, effective, and flexible enough to handle the challenges of a changing environment.</p>2024-11-16T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Alexandra Harry, Ali Khanhttps://jurnalmahasiswa.com/index.php/Jurihum/article/view/1552Klasifikasi Penyakit Menular Dengan Algoritma Random Forest Dan SVM2024-11-19T08:29:28+00:00Ardiansyah Dwi Prasetyoardiansyah134765@gmail.comDhiya Muthi Zafaranidhiyamuthiz@gmail.comMuhammad Ammarmuhammadammarrr23@gmail.com<p>Penyakit menular adalah masalah kesehatan global yang memerlukan deteksi dini dan akurat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja dari algoritma pembelajaran mesin ini , yaitu Random Forest (RF) dan Support Vector Machine (SVM), dalam klasifikasi penyakit menular berdasarkan data kesehatan. Dataset yang digunakan mencakup berbagai fitur medis seperti gejala klinis, riwayat kontak, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Kedua algoritma diuji dengan teknik cross validation untuk mengukur akuras,. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma RF dan SVM keduanya mampu mencapai akurasi yang baik dalam mengidentifikasi penyakit menular. RF menunjukkan kinerja yang unggul dalam hal stabilitas dan kemampuan menangani data dengan banyak fitur, sementara SVM menunjukkan performa optimal pada data dengan pemisahan yang jelas antar kelas. Kesimpulannya, baik RF maupun SVM memiliki potensi sebagai alat bantu diagnosis penyakit menular, dengan pemilihan algoritma yang bergantung pada karakteristik data yang tersedia.</p>2024-11-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ardiansyah Dwi Prasetyo, Dhiya Muthi Zafarani, Muhammad Ammar