Makna Brand Love Wardah Melalui Narasi Mahasiswa: Kuesioner Terbuka Mengenai Inovasi Halal dan Keberlanjutan
Keywords:
brand love, wardah, halal, keberlanjutan, identitas mahasiswa, kosmetik halalAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna Brand Love mahasiswa terhadap merek kosmetik halal Wardah, dengan menekankan pada interpretasi naratif terhadap aspek inovasi produk halal dan keberlanjutan (sustainability). Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis isi tematik terhadap 40 narasi mahasiswa pengguna aktif Wardah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Love mahasiswa terbentuk dari kombinasi antara nilai spiritual, etika sosial, dan kesadaran lingkungan. Nilai halal tidak hanya dipahami sebagai jaminan keagamaan, tetapi juga simbol kejujuran dan autentisitas merek. Selain itu, inovasi keberlanjutan Wardah dipersepsikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang meningkatkan rasa bangga dan loyalitas pengguna. Wardah tidak hanya menjadi produk kosmetik, tetapi juga sarana ekspresi identitas bagi mahasiswa muslimah modern yang ingin tampil percaya diri tanpa meninggalkan nilai-nilai religius. Temuan ini memperkuat teori Brand Love (Batra et al., 2012) dan brand authenticity (Beverland, 2005), serta menegaskan pentingnya nilai moral dan sosial dalam membangun hubungan emosional antara konsumen dan merek.
References
Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York: The Free Press.
Ahuvia, A. C. (2005). Beyond the extended self: Loved objects and consumers’ identity narratives. Journal of Consumer Research, 32(1), 171–184. https://doi.org/10.1086/429607
Arnould, E. J., & Thompson, C. J. (2005). Consumer culture theory (CCT): Twenty years of research. Journal of Consumer Research, 31(4), 868–882. https://doi.org/10.1086/426626
Batra, R., Ahuvia, A., & Bagozzi, R. P. (2012). Brand Love. Journal of Marketing, 76(2), 1–16. https://doi.org/10.1509/jm.09.0339
Beverland, M. (2005). Crafting brand authenticity: The case of luxury wines. Journal of Management Studies, 42(5), 1003–1029. https://doi.org/10.1111/j.1467-6486.2005.00530.x
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Bungin, B. (2017). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Escalas, J. E., & Bettman, J. R. (2003). You are what they eat: The influence of reference groups on consumers’ connections to brands. Journal of Consumer Psychology, 13(3), 339–348. https://doi.org/10.1207/S15327663JCP1303_14
Fitriani, R., & Dewi, L. S. (2021). Strategi komunikasi pemasaran produk kosmetik halal Wardah dalam membangun loyalitas konsumen muda. Jurnal Komunikasi Islam, 11(2), 122–137. https://doi.org/10.15642/jki.2021.11.2.122-137
Fournier, S. (1998). Consumers and their brands: Developing relationship theory in consumer research. Journal of Consumer Research, 24(4), 343–373. https://doi.org/10.1086/209515
Hidayati, N. (2022). Pengaruh religiusitas terhadap Brand Love kosmetik halal di kalangan mahasiswa muslimah. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis Islam, 4(1), 45–57. https://doi.org/10.28918/jimbi.v4i1.1111
Iskandar, A., & Fadhilah, R. (2022). Persepsi konsumen terhadap kosmetik halal: Analisis tematik pada narasi emosional pengguna muda. Jurnal Manajemen Pemasaran, 9(3), 203–216.
Keller, K. L. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity (2nd ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Lestari, D., & Sari, M. (2023). Inovasi keberlanjutan dan persepsi merek: Studi pada konsumen muda kosmetik halal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Berkelanjutan, 5(2), 88–104. https://doi.org/10.21009/jebb.052.08
McCracken, G. (1986). Culture and consumption: A theoretical account of the structure and movement of the cultural meaning of consumer goods. Journal of Consumer Research, 13(1), 71–84. https://doi.org/10.1086/209048
Moleong, L. J. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyani, D. (2022). Label halal dan kepercayaan konsumen dalam industri kosmetik: Analisis perilaku mahasiswa. Jurnal Bisnis Syariah, 6(1), 55–68. https://doi.org/10.21580/jbs.2022.6.1.1452
Oliver, R. L. (1999). Whence consumer loyalty? Journal of Marketing, 63(Special Issue), 33–44. https://doi.org/10.1177/00222429990634s105
Peattie, K. (2001). Golden goose or wild goose? The hunt for the green consumer. Business Strategy and the Environment, 10(4), 187–199. https://doi.org/10.1002/bse.292
Rahmawati, A. (2020). Religiusitas dan keputusan pembelian kosmetik halal di kalangan mahasiswa muslim. Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, 3(2), 115–129.
Rahmawati, A., & Nurhadi, F. (2021). Nilai halal dan simbol moralitas dalam perilaku konsumsi kosmetik mahasiswa. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, 9(1), 89–103.
Sari, D., & Rachmawati, R. (2021). Brand image, satisfaction, and loyalty of halal cosmetic consumers. International Journal of Halal Research, 3(2), 45–58. https://doi.org/10.18517/ijhr.3.2.45-58
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wibowo, A., & Sari, N. (2021). Preferensi konsumen muda terhadap kosmetik halal lokal: Studi kasus Wardah. Jurnal Manajemen dan Inovasi, 12(3), 178–192.
